Minggu, 30 September 2012

Menentukan Kadar Etanol


Senin, 24 september 2012

I.Tujuan
1. Untuk menentukan berat jenis etanol dari etanol yang diperoleh.
2. Untuk membandingkan berat jenis etanol asli dengan berat jenis etanol yang diperoleh.
3. Untuk memahami prinsip destilasi sederhana dalam pemisahan campuran senyawa.

II.Dasar Teori
DestilasiDestilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti oleh pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairandari campurannya apabila komponen lain memiliki titik didih jauhlebih tinggi tidak ikut menguap (Ristiyani, 2008). Prinsip destilasiyaitu pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan ataukemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik  pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap inikemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yangmemiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode initermasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. (Widjaja,2011).Jenis-jenis dari destilasi adalah destilasi sederhana, destilasifraksionasi, destilasi azeotrop, destilasi kering dan destilasi vakum(Van Winkel, 1967).
Bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama (Depkes RI, 1979).Kadar etanol dapat ditetapkan berdasarkan bobot jenis destilatmenggunakan Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada farmakope.

Bobot jenis (ρ) = 
dimana:
ρ : bobot jenis
W0 : bobot piknometer kosong
W1 : bobot piknometer yang berisi air suling
W2 : bobot piknometer yang berisi destilat           (Widjaja dkk, 2011)

Pada Farmakope Indonesia Edisi keempat ada 2 metode yangdigunakan untuk menetapkan kadar etanol yaitu metode destilasi dankromatografi gas cair.
1.      DestilasiKecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,dilakukan penetapan dengan cara destilasi. Cara ini sesuai untuk  penetapan sebagian besar ekstrak cair dan tingtura asalkankapasitas labu destilasi cukup dan kecepatan destilasi diatur sedemikian sehingga diperoleh destilasi yang jernih. Destilasi yangkeruh dapat dijernihkan dengan pengocokan menggunakan talkumP atau kaslium karbonat P, saring, setelah itu suhu filtrat diatur dankandungan etanol ditetapkan dari bobot jenis. Lakukan semua pekerjaan dengan hati-hati untuk mengurangi kehilangan etanololeh penguapan. (Depkes RI, 1995).
2.      Kromatografi Gas Cair Alat kromatografi gas dilengkapi dengan detektor ionisasinyala dan kolom kaca 1,8m x 4mm berisi fase diam S3 denganukuran partikel 100-120 mesh. Gunakan nitrogen F atau helium Psebagai gas pembawa. Sebelum digunakan, kondisikan kolomsemalam pada suhu 235°C, alirkan gas pembawa dengan laju aliranlambat. Atur aliran gas pembawa dan suhu (lebih kurang 120ºC)sehingga baku internal asetonitril terelusi dalam waktu 5-10 menit(Depkes RI, 1995).
Berat jenis larutan etanol dapat diukur dengan piknometer. Berat jenis larutan etanol semakin kecil, maka kadar etanol dalam larutan tersebut semakin besar. Hal ini dikarenakan etanol mempunyai berat jenis lebih kecil dari pada air sehingga semakin kecil berat jenis larutan berarti jumlah/kadar etanol semakin banyak. Konversi berat jenis menjadi kadar etanol (v/v) disajikan pada tabel 1 di bawah ini:

Validasi suatu metode analisis adalah proses yang dibuat, oleh study laboratorium, sehingga karakteristik pelaksanaan metode memenuhi persyaratan aplikasi analisis yang diinginkan. Parameter-paremeter validasi metode analisis antara lain akurasi, presisi, linearitas, spesifisitas range, detection limit dan quantitation limit.

III. Alat dan Bahan
      Alat :
1.      Labu ukur.
2.      Piknometer.
3.      Gelas ukur.
4.      Pipet.
5.      Alumunium Foil.
6.      Neraca Analitik.
     Bahan :
1.      Aquadest.
2.      Etanol 30%.
3.      Aseton.

IV. Cara Kerja
1         Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan                                                                                        
           Dibuat larutan etanol dengan konsentrasi 30%.


 Ditimbang piknometer kosong dan dicatat beratnya.  
  Ditimbang piknometer + aquadest dan dicatat beratnya. 
 Ditimbang piknometer + etanol 30% dan dicatat beratnya.

 
V. Hasil Pengamatan




VI. Perhitungan
1.      Penentuan kadar etanol dari hasil praktikum.
Data yang dihasilkan dari percobaan ini yaitu, dari 400 ml perasan air tapai yang didestilasi menghasilkan 25 ml alkohol. Kadar alkohol yang dihasilkan dari perasan air tapai adalah:

12.      Pembuatan alkohol 30%
Diket: V1 = 100 ml
            N1 = 30%
            N2 = 96%
Dit: V2 = ?
Jawab:
V1.N1 = V2.N2
      N2 = V1.NI / N2
      N2 = 100.30 / 96
      N2 = 31,25 ml

23.     Penentuan bobot jenis etanol 30%
Diket :             W1 = 20,36 (Piknometer kosong)
            W2 = 44,61 (Piknometer + Aquades)
            W3 = 43,87 (Piknometer + Etanol 30%)
Dit : Bobot jenis = ?

VII. Pembahasan
                    
            Pada praktikum ini adalah berat jenis pada ethanol, dimana berat jenis suatu zat etanol adalah perbandingan antara bobot zat dengan volume zat pada suhu tertentu, biasanay pada suhu 25 derajat celcius. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air.
            Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan bobot jenis yang dilakukan dengan piknometer. Sampel yang digunakan adalah etanol. Pertama tama, ditimbang piknometer kosong (W1) yang sebelumnya telah dibersihkan dengan aseton dan dikeringkan. Tujuan diberikan aseton agar piknometer tersebut benar benar bersih dari zat lain yang dapat mempengaruhi berat piknometer tersebut, digunakan larutan aseton karena aseton merupakan senyawa semipolar yang dapat membersihkan suatu alat agar benar benar steril dari zat lain. Bobot piknometer kosong yaitu 20,36 gram. Setelah itu piknometer tersebut diisi dengan aquadest sampai batas volume 25 ml lalu ditimbang dan memperoleh berat sebesar 44,61 gram ini sebagai W2 dan ditimbang piknometer yang diisi denagn etanol 30% memperoleh berat sebesar 43,87 gram ini sebagai W3. Pada pengisian sampel ataupun aquades harus benar benar sesuai dengan volume di piknometer tidak boleh kurang ataupun lebih karena dapat mempengaruhi hasil penimbangannya. Setelah itu ditentukan bobot jenisnya dengan menggunakan rumus:
                        Bobot jenis = W3 – W1 / W2 – W1
Adapun faktor yang mempengarihi bobot jenis suatu zat, yaitu temperatur, kekentalan/viskositas, volume zat dan massa zat.
Bobot jenis yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,96 gram/ml pada kadar etanol 30%. Bobot jenis yang didapatkan sesuai dengan tabel daftar bobot jenis.

VIII. Kesimpulan
-         -  Bobot jenis dapat mengetahui kadar dari etanol yang kita dapatkan.
-          - Kadar etanol 30% memiliki berat jenis sebesar 0,96 gram/ml.
-          - Hasil perasan air tape mengandung etanol dengan kadar 40% dengan bobot jenis sebesar 0,948 gram/ml.
-          - Dari 1 liter ketan di peroleh etanol kurang lebih 25 ml.
-          - Untuk menghasilkan etanol dengan kadar 40% sebanyak 25 ml memerlukan biaya kurang lebih sebesar 14  ribu.

IX. Daftar Pustaka





Tidak ada komentar:

Posting Komentar