Senin, 24 september 2012
I.Tujuan
1. Untuk menentukan berat jenis etanol dari etanol
yang diperoleh.
2. Untuk membandingkan berat jenis etanol asli
dengan berat jenis etanol yang diperoleh.
3. Untuk memahami prinsip destilasi sederhana dalam pemisahan campuran senyawa.
II.Dasar
Teori
DestilasiDestilasi adalah suatu proses penguapan yang diikuti oleh pengembunan.
Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairandari campurannya apabila
komponen lain memiliki titik didih jauhlebih tinggi tidak ikut menguap
(Ristiyani, 2008). Prinsip destilasiyaitu pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan ataukemudahan
menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan
titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap inikemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yangmemiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Metode initermasuk
unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada
suatu larutan masing-masing komponen
akan menguap pada titik didihnya. (Widjaja,2011).Jenis-jenis dari destilasi adalah destilasi sederhana,
destilasifraksionasi, destilasi azeotrop, destilasi kering dan destilasi vakum(Van Winkel, 1967).
Bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu
25°C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama (Depkes
RI, 1979).Kadar etanol dapat ditetapkan berdasarkan bobot jenis
destilatmenggunakan Tabel Bobot Jenis dan Kadar Etanol pada farmakope.
Bobot jenis (ρ) =
dimana:
ρ : bobot
jenis
W0 : bobot
piknometer kosong
W1 : bobot
piknometer yang berisi air suling
W2 : bobot
piknometer yang berisi destilat
(Widjaja dkk, 2011)
Pada
Farmakope Indonesia Edisi keempat ada 2 metode yangdigunakan untuk menetapkan
kadar etanol yaitu metode destilasi dankromatografi gas cair.
1. DestilasiKecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,dilakukan
penetapan dengan cara destilasi. Cara ini sesuai untuk penetapan sebagian besar ekstrak cair dan
tingtura asalkankapasitas labu destilasi cukup dan kecepatan destilasi
diatur sedemikian sehingga diperoleh destilasi yang jernih.
Destilasi yangkeruh dapat dijernihkan dengan pengocokan menggunakan talkumP
atau kaslium karbonat P, saring, setelah itu suhu filtrat diatur dankandungan etanol ditetapkan dari bobot jenis.
Lakukan semua pekerjaan dengan
hati-hati untuk mengurangi kehilangan etanololeh penguapan. (Depkes RI,
1995).
2.
Kromatografi Gas Cair Alat kromatografi gas dilengkapi dengan detektor
ionisasinyala dan kolom kaca 1,8m x
4mm berisi fase diam S3 denganukuran partikel 100-120 mesh. Gunakan nitrogen F atau helium
Psebagai gas pembawa. Sebelum digunakan, kondisikan kolomsemalam
pada suhu 235°C, alirkan gas pembawa dengan laju aliranlambat. Atur aliran gas pembawa dan suhu (lebih kurang 120ºC)sehingga
baku internal asetonitril terelusi dalam waktu 5-10 menit(Depkes RI, 1995).
Berat jenis
larutan etanol dapat diukur dengan piknometer. Berat jenis larutan etanol
semakin kecil, maka kadar etanol dalam larutan tersebut semakin besar. Hal ini
dikarenakan etanol mempunyai berat jenis lebih kecil dari pada air sehingga
semakin kecil berat jenis larutan berarti jumlah/kadar etanol semakin banyak.
Konversi berat jenis menjadi kadar etanol (v/v) disajikan pada tabel 1 di bawah
ini:
Validasi
suatu metode analisis adalah proses yang dibuat, oleh study laboratorium,
sehingga karakteristik pelaksanaan metode memenuhi persyaratan aplikasi
analisis yang diinginkan. Parameter-paremeter validasi metode analisis antara
lain akurasi, presisi, linearitas, spesifisitas range, detection limit dan
quantitation limit.
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Labu ukur.
2. Piknometer.
3. Gelas ukur.
4. Pipet.
5. Alumunium Foil.
6. Neraca Analitik.
Bahan :
1. Aquadest.
2. Etanol 30%.
3. Aseton.
IV. Cara Kerja
1 Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
Dibuat
larutan etanol dengan konsentrasi 30%.
Ditimbang
piknometer kosong dan dicatat beratnya.
Ditimbang
piknometer + aquadest dan dicatat beratnya.
Ditimbang piknometer + etanol 30%
dan dicatat beratnya.
V. Hasil Pengamatan
VI. Perhitungan
1. Penentuan kadar etanol dari hasil
praktikum.
Data yang dihasilkan dari percobaan ini yaitu, dari
400 ml perasan air tapai yang didestilasi menghasilkan 25 ml alkohol. Kadar
alkohol yang dihasilkan dari perasan air tapai adalah:
12. Pembuatan alkohol 30%
Diket: V1 = 100 ml
N1 =
30%
N2 =
96%
Dit: V2 = ?
Jawab:
V1.N1 = V2.N2
N2 = V1.NI
/ N2
N2 =
100.30 / 96
N2 = 31,25
ml
23. Penentuan bobot jenis etanol 30%
Diket : W1
= 20,36 (Piknometer kosong)
W2 =
44,61 (Piknometer + Aquades)
W3 =
43,87 (Piknometer + Etanol 30%)
Dit : Bobot jenis = ?
VII. Pembahasan
Pada praktikum ini adalah berat
jenis pada ethanol, dimana berat jenis suatu zat etanol adalah perbandingan
antara bobot zat dengan volume zat pada suhu tertentu, biasanay pada suhu 25
derajat celcius. Berat jenis didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan suatu
zat terhadap kerapatan air.
Pada percobaan kali ini dilakukan
penentuan bobot jenis yang dilakukan dengan piknometer. Sampel yang digunakan
adalah etanol. Pertama tama, ditimbang piknometer kosong (W1) yang sebelumnya
telah dibersihkan dengan aseton dan dikeringkan. Tujuan diberikan aseton agar
piknometer tersebut benar benar bersih dari zat lain yang dapat mempengaruhi
berat piknometer tersebut, digunakan larutan aseton karena aseton merupakan
senyawa semipolar yang dapat membersihkan suatu alat agar benar benar steril
dari zat lain. Bobot piknometer kosong yaitu 20,36 gram. Setelah itu piknometer
tersebut diisi dengan aquadest sampai batas volume 25 ml lalu ditimbang dan
memperoleh berat sebesar 44,61 gram ini sebagai W2 dan ditimbang piknometer
yang diisi denagn etanol 30% memperoleh berat sebesar 43,87 gram ini sebagai
W3. Pada pengisian sampel ataupun aquades harus benar benar sesuai dengan
volume di piknometer tidak boleh kurang ataupun lebih karena dapat mempengaruhi
hasil penimbangannya. Setelah itu ditentukan bobot jenisnya dengan menggunakan
rumus:
Bobot jenis = W3 – W1 /
W2 – W1
Adapun
faktor yang mempengarihi bobot jenis suatu zat, yaitu temperatur,
kekentalan/viskositas, volume zat dan massa zat.
Bobot jenis
yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 0,96 gram/ml pada kadar etanol
30%. Bobot jenis yang didapatkan sesuai dengan tabel daftar bobot jenis.
VIII. Kesimpulan
- -
Bobot jenis
dapat mengetahui kadar dari etanol yang kita dapatkan.
- - Kadar etanol
30% memiliki berat jenis sebesar 0,96 gram/ml.
-
- Hasil
perasan air tape mengandung etanol dengan kadar 40% dengan bobot jenis sebesar
0,948 gram/ml.
-
- Dari 1 liter
ketan di peroleh etanol kurang lebih 25 ml.
-
- Untuk
menghasilkan etanol dengan kadar 40% sebanyak 25 ml memerlukan biaya kurang lebih
sebesar 14 ribu.
IX. Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar