Rabu, 14 November 2012

Identifikasi Hidrokarbon


Senin, 22 Oktober 2012 

I.                   Tujuan.
a.       Menyelidiki sifat-sifat fisik, kelarutan dan massa jenis senyawa hidrokarbon.
b.      Membandingkan kereaktivan antara alkana, alkena dan senyawa aromatic.
c.       Menggunakan sifat fisika dan sifat kimia untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak diketahui (unknow).


II.                   Dasar Teori.
Senyawa organik hanya mengandung atom hydrogen dan karbon yang disebut hidrokarbon. Hidrokarbon dapat dikelompokan sebagai berikut :


                
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari semnyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air dan etanol. Sebaliknya, hidrokarbon dapat bercampur dengan pelarut yang relative non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak resktif terhadap sebagian besar pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi substitusi.
Reaksi yang terjadi pada hidrokarbon :
a.       Pembakaran
Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O

CH4 + 2 O2  → CO2 + 2 H2O
b.      Reaksi Bromin
Hidrokarbon tek jenuh bereaksi cepat dengan bromine dalam larutan CCl4. Reaksi yang terjadi adalah adisi bromin pada karbon ikatan rangkap.
                                             Br   Br
                                            │    │
CH3-CH=CH-CH3 + Br2 ® CH3-CH-CH-CH3
                                                            Merah     tidak berwarna

                                                                                          Br    Br
                                                  │      │
CH3-C º C-CH3 + 2 Br2 ® CH3-C ¾ C-CH3
                                                                               merah             │     │
                                                                                           Br   Br
                                                                                                 Tidak berwarna

Larutan bromin berwarna merah kecoklatan, sedangkan hasil reaksinya tidak berwarna. Sehingga terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnnya larutan bromin. Alkana yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak bereaksi denga bromin (warna merah kecoklatan bromin tetap ada), sedangkan senyawa aromatik dapat mengalami reaksi substitusi dengam bromin dengan adanya katalis Fe atau AlCl3. Reaksi substitusi tersebut juga menghasilkan gas HBr.


c.       Reaksi dengan H2SO4 pekat
Hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produk yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4.
         H    OSO2OH
         │    │
CH3-CH-CH-CH3 + HOSO2OH ® CH3-CH-CH-CH3
                                                                         (H2SO4)
Hidrokarbon tak jenuh dengan H2SO4 pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna dan senyawa aromatic bereaksi lambat.

d.      Reaksi dengan KMnO4 (uji Baeyer)
Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO4. Produk yang dihasilkan suatu glikol atau 1,2-diol.
                                                                                    OH OH
                                                                                                │    │
3 CH3-CH-CH-CH3 + 2 KMnO4 + 4 H2O ® 3 CH3-CH-CH-CH3 + 2 MnO4 + 2 KOH
                                Ungu                                                                 coklat

III.                   Alat dan Bahan.
Alat :
·         Tabung reaksi.
·         Pipet tetes.
·         Batang penggaduk.
·         Kaca arloji.
·         Gelas piala.
·         Gelas ukur.
Bahan :
·         Sikloheksana.
·         Toluen.
·         Senyawa unknow.
·         H2SO4 pekat.
·         Br2 1% dalam heksana.
·         Minyak tanah.
·         KmnO4 1%.

IV. Cara Kerja.
            A.    Sifat fisik hidrokarbon.
1.      Kelarutan hidrokarbon dalam air.

2. Kelarutan hidrokarbon dalam minyak tanah.

   
B. Sifat Kimia Hidrokarbon.
     1. Reaksi pembakaran.


2. Reaksi dengan bromin.



3. Reaksi dengan KmnO4.



4. Reaksi dengan H2SO4 pekat.



5. Senyawa unknow.



V. Hasil Pengamatan.
A. Sifat fisik hidrokarbon.
Larutan
Perlakuan
Hasil
10 tetes toluen
        Ditambahkan 10 tetes aquadest


        Ditambahkan 10 tetes minyak tanah
         Kedua larutan terpisah. Atas: Toluen. Bawah : air.

Kedua larutan terpisah. Atas : toluen. Bawah : minyak tanah.
a
10 tetes sikloheksana
         Ditambahkan 10 tetes aquadest


         Ditambahkan 10 tetes minyak tanah


         Kedua larutan terpisah. Atas : sikloheksana. Bawah : air.

Kedua larutan terpisah. Atas : silkoheksana. Bawah : minyak tanah.
10 tetes sample unknown
         Ditambahkan 10 tetes aquadest
     
     Ditambahkan 10 tetes minyak tanah


        Kedua larutan bercampur.

     Kedua larutan terpisah. Atas : unknow. Bawah : minyak tanah.

B. Sifat kimia hidrokarbon.
           Larutan         
Reaksi dengan bromin
Reaksi dengan KmnO4
Reakdi dengan H2SO4 pekat
Sikliheksana
Larutan kuning muda. Sedikit bercampur.
Larutan bercampur.
Larutan panas.
Toluena
Larutan kuning muda. Sedikit bercampur.
Larutan sedikit bercampur.
Larutan panas
Unknow
Larutan memisah berwarna kuning.
Endapan coklat.
Tidak ada perubahan.



VI. Pembahasan.
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi sutu senyawa hidrokarbon berdasarkan sifat fisik dan kimia yang dimiliki senyawa tersebut. 
Sifat fisik yang ingin diketahui dari percobaan ini adalah kelarutan senyawa hidrokarbon tersebut dalam pelarut polar dan non polar. Dari percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa senyawa hidrokarbon tidak larut dalam aquadest, dimana diketahui bahwa aquadest adalah pelarut polar. Pada reaksi tersebut, terbentuk dua fasa dimana aquadest dibawah, dan senyawa hidrokarbon diatas. hal ini karena perbedaan massa jenis senyawa hidrokarbon yang lebih kecil dari aquadest.  Sedangkan dalam minyak tanah yang diketahui merupakan senyawa non polar, senyawa hidrokarbon tersebut dapat larut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa senyawa hidrokarbon bersifat non polar, karena kelarutannya dengan pelarut non polar. 
Untuk sifat-sifat kimia, dalam percobaan yang telah dilakukan digunakan pereaksi KMnO4 1% untuk menguji senyawa unknown. Dari uji yang dilakukan dengan pereaksi KMnO4, terjadi reaksi yang ditandai dengan terbentuknya endapan coklat. Hal ini dapat terjadi karena Mn merupakan unsur transisi, dimana unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi yang ditandai dengan perbedaan warna pada setiap bilangan oksidasi. Terjadinya reaksi redoks, dimana senyawa hidrokarbon mengalami oksidasi dan KMnO4 mengalami reduksi, merubah bilangan oksidasi Mn dalam KMnO4 yaitu +7 yang memberi warna ungu menjadi senyawa MnO4 dengan biloks Mn +4 yang memberikan warna coklat. Selain itu, reaksi oksidasi yang terjadi mengakibatkan ikatan rangkap dua terputus dan diubah menjadi ikatan tunggal. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa senyawa unknown tersebut adalah senyawa tak jenuh.


VII. Kesimpulan.
  • Senyawa hidrokarbon memiliki sifat non polar
  • Larutan unknown adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh
  • Senyawa unknow tersebut adalah fenol.


VIII. Daftar Pustaka.




IX. Lampiran.
                
Pertanyaan
  1. Identifikasi zat unknown yang diberikan! dari uji yang dilakukan, diketahui zat unknown tersebut adalah fenol
  2. Tuliskan persamaan 1 butena dengan: -Br atau CHCl2 dan - KMnO4 !
  3. Bagaimana cara mudah untuk membedakan oktana dari 1 oktena!





   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar