Hari : Senin
Tanggal : 19 November 2012
I. Tujuan
·
Mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester
·
Mempelajari sifat fisik
dan kelarutan dari senyawa tersebut
·
Mempelajari cara
pembuatan ester (esterifikasi)
·
Mengetahui serta
memahami reaksi-reaksi gugus karboksilat dalam suatu senyawa
II. Dasar
Teori
Suatu asam karboksilat
adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus
karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari
kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam
karboksilat (Fessenden, 1997).
Adapun
sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:
1. Reaksi
Pembentukan Garam
Garam
organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3adalah garam
organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau.
Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH
+ Na+ → HCOONa + H2O
2. Reaksi
Esterifikasi
Ester
asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat
berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH
+ R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi
Oksidasi
Reaksi
terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti
asam sulfat, CrO3, panas.Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan
Asam Karboksilat
Beberapa
cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan
dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi
oksidasi, reaksi Grignat.
Esterifikasi
adalah salah satu jenis reaksi dimana reaksi tersebut untuk menghasilkan ester.
Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan dari asam karboksilat.
Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen
di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.
Ester dapat dihasilkan dengan cara mereaksikan antara sebuah alcohol dengan
asam karboksilat.
Hal-hal yang mempengaruhi esterifikasi adalah:
a. Suhu
b. Perbandingan zat pereaksi
c. Pencampuran
d. Katalis
III. Alat dan Bahan
A. Alat
-
Tabung
reaksi -
Pipet tetes
-
Stirrer
- Termometer
-
Penangas air
- Pengaduk
-
Beaker
glass
B. Bahan
-
Asam
salisilat -
Etanol
-
Aquades
- Asam asetat
-
NaOH
-
H2SO4
-
HCl 3M
- Butanol
IV. Cara Kerja
A. Asam Karboksilat
B. Ester
V. Hasil Pengamatan
A. Asam Karboksilat
No
|
Reaksi
|
Hasil Reaksi
|
1
|
0,5 g asam salisilat + 5 ml air
|
Terbentuk Kristal Putih
|
2
|
0,5 g asam salisilat + 5 ml air
(dipanaskan)
|
Kristal tidak larut
|
3
|
0,5 g asam salisilat + 5 ml air (didinginkan)
|
Kristal tidak larut
|
4
|
0,5 g asam salisilat + 5 ml air + 80
tetes NaOH 3M
|
Kristal larut
|
5
|
0,5 g asam salisilat + 5 ml air + 80
tetes NaOH 3M + 40 tetes HCl
|
Kristal putih terbentuk kembali
|
B. Ester
No
|
Reaksi
|
Hasil Reaksi
|
1
|
3 ml etanol + 1 ml asam asetat + 15
tetes H2SO4 (dipanaskan)
|
Tidak berwarna, berbau khas seperti
bau pisang
|
2
|
3 ml butanol + 1 ml asam asetat + 15
tetes H2SO4 (dipanaskan)
|
Berwarna, berbau khas seperti balon
tiup
|
VI. Pembahasan
Asam
alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang
memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat
adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan
melepas atom hidrogen menjadi ion H+. Turunan dari asam karboksilat
adalah ester. Yang dapat di buat melalui reaksi esterifikasi. Dengan prinsip
penambahan katalis Asam. Tujuan dari praktikum ini salah satunya dalah
mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester.
Pada
percobaan ini mula-mula Asam karboksilat yang digunakan adalah Asam Salisilat (C6H7O3).
Asam Salisilat ini tidak larut dalam air biasa ataupun air panas karena ia
memiliki 6 rantai C. Ketika didinginkan terbentuk endapan kristal putih. Dan
ketika ditambahkan dengan NaOH kristal ini larut. Ini terjadi karena reaksi
dengan Basa Kuat menyebabkan terbentuknya garam dan air. garam karboksilat
hasil reaksi ini merupakan sabun. Dan reaksi ini disebut dengan rekasi
safonifikasi.
Kristal yang larut ini dapat kembali
menjadi kristal ketika ditambahkan HCl. pada penambahan HCl ini terjadi proses
pengasaman. HCl berfungsi untuk
mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi. Disamping itu
penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam, karena hasil mula-mula dari
reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat, dengan adanya penambahan HCl ini
karboksilat diubah menjadi asam karboksilat.
C6H7O3 + NaOH →
C6H5NaO3 + H2O
NaOH
sisa + HCl → NaCl + H2O + HCl sisa
Percobaan yang kedua adalah esterfikasi
a. Membuat etil asetat
Etil asetat disintesis
melalui reaksi esterifikasi fischer dari asam asetat dan etanol dan hasilnya
beraroma pisang (perisa sintesis), biasanya dalam
sintesis disertai katalis asam seperti asam sulfat.
CH3CH2OH
+ CH3COOH
→ CH3COOCH2CH3
+ H2O
Sifat Fisik dan Kimia :
Berbau khas seperti
buah pisang (tidak beracun)
Tidak berwarna
Mudah menguap
BM : 88,12 g/mol
Densitas : 0,89 g/cm3
Titik didih : 77,10C
Mekanisme reaksi :
Reaksi keseluruhan :
b. Membuat butil asetat
Asetat butil umumnya diproduksi oleh esterifikasi Fischer dari
isomer butanol dan asam asetat dengan adanya katalis asam
sulfat.
C4H9OH
+ CH3COOH
→ CH3COOC4H9
+ H2O
Sifat Fisik dan Kimia :
Berbau khas seperti
balon tiup
berwarna
Mudah terbakar
BM : 116,16 g/mol
Densitas : 0,88 g/cm3
Reaksi ini berlangsung lambat dan
dapat balik (reversibel). Mekanisme yang terjadi dari pembentukan ester terjadi 5 tahap.
1.
Langkah proses
protonisasi. Karena protonasi
menambahkan muatan positif ke gugusan karbonil, reaktivitas gugusan ini
terhadap nukleofil lemah (pada reaksi ini, alkohol) bertambah.
2. Langkah
kedua dalam mekanisme adalah adisi dari alkohol nukleofilik ke gugusan
karbonil. Hasil dari langkah ini mengandung gugussan -OR’.
3. Langkah
ketiga, hilangnya proton dari gugus -OR’.
4. Langkah keempat protonasi salah satu gugus -OH
untuk membentuk gugus hidroksil terprotanasi, -OH2+.
5. Langkah kelima adalah hilangnya gugusan
hidroksil terprotanasi sebagai gugusan yang terbaik yang meninggalkan yaitu
H2O.
6. Terbantuk
ester
Hasil
dari langkah kelima adalah ester terprotonasi, yang kehilangan protonnya. pada
langkah keenam menghasilkan ester. Semua langkah protonisasi dan deprotonisasi
dalam deretan adalah kesetimbangan asam basa yang biasa terjadi dalam keadaan
asam.
VII. Kesimpulan
1. Asam karboksilat ditambah basa kuat akan menghasilkan
karboksilat dengan reaksi safonifikasi
2. Reasksi antara asam karboksilat dengan alcohol akan
menghasilkan ester.
3. Ester memiliki aroma yang khas.
4. Etil asetan menghasilkan aroma pisang.
5. Butil asetat menghasilkan aroma balon tiup.
VIII. Daftar Pustaka
Fessenden. 1982. “Kimia
Organik Edisi Ketiga Jilid 1”. Jakarta: Erlangga.
Nurbayti,siti Msi.
2012.”penuntun praktikum Kimia Organik
I”. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Riawan, S. 1990.” Kimia Organik Edisi 1”. Jakarta: Binarupa
Aksara
http://mel-rizky.blogspot.com/2011/12/kinetika-reaksi-saponifikasi-etil.html
diakses tanggal 26
November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar